Langsung ke konten utama

Prosedur Pembuatan Visa bagi Suami/Istri yang Ikut Istri/Suaminya Sekolah di Taiwan

 Hai hai guys, buat kalian yang saat ini sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan studi di Taiwan ataupun kalian yang udah diterima di salah satu kampus di Taiwan tapi masih bimbang gimana caranya biar kalian bisa bawa suami/istri kalian, kayaknya tulisan kali ini lumayan bisa buat gambaran kalian nih. This article based on my true story yah. Jadi aku diterima di National Chiao Tung University, Hsinchu, Taiwan untuk spring 2019 setelah National Cheng Kung University Tainan juga mengumumkan bahwa aku dapet scholarship disana juga. Saat itu pengumuman bahwa aku diterima disana secara resmi itu sekitar akhir November. Saat itu aku sudah berstatus sebagai salah satu dosen di Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama Pasuruan plus Kaporodi Teknik Kimia. Sumpah asli bimbang banget. Apalagi pada saat itu belum ada setahun nikah, masih anget-angetnya kalo orang bilang.

Seneng banget, pasti. Tapi bingung banget, di satu sisi, aku masih terikat sebagai dosen, di sisi lain, ortu tidak meridhoi aku berangkat kalo sendiri tanpa suami. Oke, ku putuskan untuk musyawarah dengan berbagai pihak yang berkepentingan which is tempat aku ngajar, keluargaku dan keluarga suami. Basically kampus tempatku ngajar slow-slow aja, sangat senang dengan kesempatan yang aku dapat dan mendukung penuh buat berangkat. Jadi aku dah siapin berkas pengunduran diri dong, tapi pihak kampus menyarankan untuk tidak keluar tapi statusnya "izin belajar". Oke urusan kampus kelar. Nah urusan keluarga nih, alot guys! Sebab saat itu suami kan baru aja pindah kerja dari salah 1 IT developer ke salah 1 Rumah Sakit milik NU Sidoarjo dan akan diangkat gitu sebagai pegawai tetap setelah masa training. Keluarga doi yang sedikit keberatan dengan alasan biar suami tetep kerja di Indonesia aja dan aku nerusin seleksi CPNS ku sebagai dosen (karena pada saat itu aku juga coba-coba ikut tes CPNS dosen dan lolos dari tahap SKD kemudian SKB). Sementara keluargaku memilih untuk aku meneruskan studi ke Taiwan bersama suami.

Setelah melalui musyawarah dan istikharah panjang, kami memutuskan untuk hijrah ke Taiwan dan memilih menerima tawaran beasiswa di NCTU, Hsinchu. Mulailah kita kepo-kepo soal pengurusan visa. Sempat tanya ke beberapa senior yang berangkat bersama suami/istri mereka, kebanyakan bilang gak bisa langsung berangkat bareng, harus nunggu at least 1 semester dulu. Uh, langsung cenat cenut dong kepalaku. Tapi, aku coba cari tau lebih lanjut melalui TETO (Taipei Economic and Trade Office, semacam kantor perwakilan pemerintah Taiwan di Indonesia). Beruntungnya aku tinggal di Sidoarjo, sementara kantor TETO di Indonesia cuma ada 2 guys, di Jakarta dan Surabaya. Jadi aku nanya-nanya ke TETO Surabaya yang jaraknya cuma 30 menit dari rumah setelah aku baca2 syarat pembuatan visa di web TETO Visa Taiwan ada pilihan visa keluarga.

Setelah nanya-nanya, alhasil mereka bilang kebijakannya udah berubah, bisa langsung berangkat bareng suami/istri, bahkan anak. Wow~ Seneng banget dong aku, trus aku lanjut ke tahapan berikutnya, ngurus segala berkas untuk persyaratan visa. Berikut ini dokumen-dokumen yang dibutuhin :


1. Form yang harus diisi online di website Pendaftaran visa terus kelar isi, print dan tanda tangan

Ini gampang banget guys bisa diakses dimana aja kapan aja 

2. Paspor Asli dan 1 Fotokopi Paspor (halaman data saja) (Paspor harus berlaku 6 bulan ke atas)

Untungnya saat itu aku dan suami dah ada passport jadi gaskan aja

3.  2 lembar pasfoto berwarna dengan latar belakang putih ukuran 4 x 6 (3 bulan terakhir) 

Nah khusus part ini, kalian kudu pay attention banget ya guys, inget, background harus putih, no red or blue, aku sih make foto pas syarat nikahan tinggal ganti warna background aja terus print.

4. Surat keterangan kerja

5. Akte nikah (1 asli dan 1 fotokopi, setelah pemeriksaan dokumen asli akan dikembalikan)

Persyaratan ini luar biasa butuh effort guys, why? Sebab surat nikah kita mostly in Indonesia&English kan. Nah TETO mintanya translate bahasa Mandarin Tradisional dan dilegalisir TETO. Eh gimana-gimana? Iya, harus dilegalisir TETO yang mana legalisir TETO itu panjang kali prosesnya. Baik aku jelasin dulu ya secara ringkas step yang bisa kalian lakukan :

a. Cari penerjemah tersumpah di daerah kalian biasanya gabisa langsung jadi, harus nunggu beberapa hari. Eits, siapin ongkos ya karena ga murah, itungannya per lembar guys, aku dulu akhir 2018 sekitar 125 rb per lembar

b. Kelar suratnya, kalian disuruh ngecek data-data di dalamnya udah oke ngga, kalo oke, mereka bakal kasih stempel basah

c. Surat yang udah jadi, discan dan didaftarin buat dilegalisir ke Kementrian Hukum dan HAM (AHU) Jakarta. Per dokumen seingetku 25.000 nanti bakal dikasi stiker gitu.

d. Kelar legalisir AHU, lanjut legalisir KEMLU Jakarta. Biaya dan stiker sama kayak AHU.

e. Legalisir TETO per dokumen sekitar 185 rb

6. Medical check-up (asli+1 fotokopi, setelah pemeriksaan, dokumen asli akan dikembalikan). Nah ini wajib banget dilegalisir notaris. 

7. SKCK (asli+1 fotokopi, setelah pemeriksaan, dokumen asli akan dikembalikan)

Ini SKCK yang dikeluarin MABES POLRI ya, bukan cuma POLRES aja. Step ngurusnya dari POLSEK minta pengantar ke POLRES terus lanjut sidik jari dan foto di POLRES, terus ke POLDA, dan ke MABES POLRI.

8. LoA ASLI dari kampus yang menerima di Taiwan 


Nah bingung kan saking banyaknya?
Ini aku jelasin step stepnya gimana biar kalian ga bingung mulai darimana.

Kondisinya adalah aku domisili di Sidoarjo kan, sementara banyak berkas yang harus dilegalisir di Jakarta. Jadi step pertama aku mulai dengan urus surat keterangan kerja, ini lumayan mudah karena diurusin perusahaan tempat suami kerja yakan. Lanjut nyiapin foto, passport, LoA dan form which is ini part paling easy. Then, kami melakukan medical check up di klinik dan rumah sakit yang sudah ditunjuk oleh TETO, nggak bisa sembarangan rumah sakit sebab mereka punya format yang harus dipenuhi. Buat check list rumah sakitnya, kalian bisa tengok disini. Itu pas 2018 ya, tapi 2021 pas aku cek websitenya, pemohon visa umum atau bukan visa TKI dapat melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit besar terdaftar mana pun, membawa hasil pemeriksaannya ke notaris, dan menyerahkannya ke divisi pelayanan legalisir TETO sebelum diserahkan ke divisi visa.

編號

醫院名稱 / 負責人姓名

地址

電話 / 傳真

1

An-Nur Medical Center

Aswan Bakri

Jl. KH. Abdullah Syafei No. 12 Tebet

Jakarta Selatan

T : 021 - 8307804

F : 021 - 8299132

2

Klinik Ar-Raudah Medical Center

Evi Alwini

Jl. Tebet Raya No. 77

Jakarta Selatan

T : 021 - 8303271

F : 021 - 83702274

3

Assa’adah Medical Center

Kazim Salim, BSc

JL. Tebet Timur Dalam Raya No. 58

Jakarta Selatan

T : 021 - 8297255

F : 021 - 83791518

4

Klinik Hidayah Medical Center

Syarif Alhadar, SE.

Jl. Tebet Timur Dalam VI No. 10

Jakarta Selatan

T : 021 - 8353604

F : 021 - 83706158

5

Klinik Amalia Medical Center

Ir. Zaenal Muhammad, MBA

Jl. Dewi Sartika No. 349

Jakarta Timur 13630

T : 021 - 8000344

F : 021 - 8017211

6

Klinik Azzahra Medical Center

Abdurrahman BSA

Jl. Dewi Sartika No. 352

Jakarta Timur

T : 021 - 8090590

F : 021 - 8011975

7

Klinik Insani Medical Center

dr. Diana Mars

Jl. Basuki Rahmat No. 18

Jakarta Timur

T : 021 - 8192222

F : 021 - 85911506

8

Klinik Nurhuda Medical Center

Hasan Rofik Alatas

Jl. Otista III No. 13A

Jakarta Timur

T : 021 - 8566945

F : 021 - 8508331

9

Permata Indah Medical Center

dr. Iwan Susanto

Komplek Perumahan Taman Permata Indah II Blok E/8

Jakarta Utara

T : 021 - 6680843

F : 021 - 6618894

10

Puri Medika Hospital

dr. Karnail Singh, MHA

Jl. Sungai Bambu Raya No. 5

Jakarta Utara

T : 021 - 43903355

F : 021 - 43903388

11

Rosela Indah Medical Center

dr. E. Herawati

Jl. Rosela Raya No. 185 Wijaya Kusuma

Jakarta Barat

T : 021 - 5643405

F : 021 - 56978252

12

Satria Medika Sakti

dr. Yoddy Sudyaman

Jl. Hayam Wuruk No. 100R

Jakarta Barat 10730

T : 021 - 6288149

F : 021 - 6281480

13

LAB. Klinik Permata Semarang

 

Jl. Mayjen Soetoyo S No. 962 A

Semarang  Jawa Tengah

T : 024 - 8412270

14

LAB. Klinik Centrum

dr. Joctantinus Kawehedo

Jl. Pusponjolo Barat Raya No. 14

Semarang  Jawa Tengah

T : 024 - 7612920

F : 024 - 7626567

15

Imam Bonjol (LAB. Klinik)

Haryadi, SKM

Jl. Imam Bonjol 177 A

Semarang  Jawa Tengah  50131

T : 024 - 3553188

F : 024 - 3553188

16

Lab. Klinik Ultra Medika Semarang

dr. Yekti Handaningsih, DSPK, MSI. MED

Jl. Jend. Sudirman No. 187-188

Pertokoan Siliwangi Plaza Blok B-9/10

Semarang  Jawa Tengah

T : 024 - 7612920

F : 024 - 7601483

17

LAB. Klinik An Nur Cilacap

dr. Indarto S, Sp. PK

Jl. MT. Haryono No. 60 A

Cilacap  Jawa Tengah

T : 0282 - 534144

F : 0282 - 534646

18

RS Dr. Sardjito

Sri Harini, SE

Jl. Kesehatan No. 1 Sekip

Yogyakarta

T : 0274 - 587333

F : 0274 - 565639

19

Ultra Medika Yogyakarta (LAB. Klinik)

Hj. Lilly Fatmahjati K. Bsc

Jl. Menteri Supeno Gg. Soka No. 1021 A

Yogyakarta

T : 0274 - 370360

F : 0274 - 370360

20

Klinik Citra Medical Center

dr. Saib Thalib

Jl. Ketintang Baru III No. 56

Surabaya  Jawa Timur

T : 031 - 8291214

F : 031 - 8294986

 

編號

醫院名稱 / 負責人姓名

地址

電話 / 傳真

21

Ultra Medica (LAB. Klinik) Surabaya

dr. Maria Yolanda Probohoesodo, Sp. PK.

Jl. Nias No. 26  Surabaya

Jawa Timur  60281

T : 031 - 5032055 / 5038105

F : 031 - 5038068

22

Klinik As Shafa (Laboratorium)

Musopa

Jl. Letjen Sutoyo No. 11 Madaeng Waru

Sidoarjo  Jawa Timur

T : 031 - 8555001

F : 031 - 8555002

23

LKS Central Medical

Fellix Sutarmin

Jl. Untung Suropati 35B

Sidoarjo  Jawa Timur

T : 031 - 8053860

24

Klinik Higina Medical Center

Fachruddin Basalamah

Jl. Kaliurang No. 30

Malang  Jawa Timur  65141

T : 0341 - 368341

25

Klinik Karya Nusantara Medica

dr. I. Putu Adi Santoso, Sp. PK.

Jl. Raya Maninjau 33  Sawojajar

Malang  Jawa Timur

T : 0341 - 714163

26

Ultra Medika Kediri (LAB. Klinik)

Drs. Ec. Samiyatno, MM.

Jl. Teuku Umar No. 4

Kediri  Jawa Timur

T : 0354 - 684696

F : 0354 - 692650

27

Ultra Medika Ponorogo (LAB. Klinik)

dr. Yunita

Jl. Batoro Katong 187A  Babadan

Ponorogo  Jawa Timur

T : 0352 - 481959

F : 0352 - 463371

28

Anugerah Ibu Medical Centre Clinic

dr. Zulkifli Adnan M. Kes

Jl. Nibung Raya No. 28

Medan  Sumatera Utara

T : 061 – 4147785

*Penambahan baru

Jan. 2013 更新

 

Saat itu aku MCU di Klinik As Shifa, Waru, Sidoarjo deket terminal. Harganya Rp 850.000,00 per orang. Harga lebih murah kalo kita ngurus rame-rame. Saat itu harusnya sekitar 950 an, tapi didiskon jadi 850. Tesnya banyak banget guys, tes darah, rongtsen paru-paru, tes urin, tes saliva/air ludah, dan tes feses (ini part yang aku ga tau sebelumnya, jadi kita harus pup saat itu juga sebab mereka butuh sampel feses kita, pas itu aku udah pup paginya, jadi aku berusaha keras pup padahal ga kebelet, jadi butuh waktu agak lama untuk konsentrasi penuh haha). Nah hasil MCU nunggu sekitar 5 hari guys. Saat itu aku dimintain beberapa data oleh klinik, kayak passport, LoA, foto 3x4 dan 4x6 background putih. Sambil nunggu, aku ngurus berkas lain.

Di hari yang sama aku juga ngurus SKCK, ku mulai ke POLSEK. Ga gratis guys, siapin duit kalian, berapa kenanya? Aku kena 30 rb. Kali ini aku urus buat suami aja karena buat pelajar ga perlu. Oh iya siapin foto background merah ukuran 4x6 minimal 8 lembar karena diminta beberapa lembar buat berkas. Kelar dari POLSEK, besoknya aku menuju POLRES. Disana selain foto juga perlu sidik jari gitu guys jadi gabisa diwakilin nanti bakal dikasih rumus sidik jari gitu yang kudu dibawa ke POLDA dan MABES POLRI. Aku lupa ya ini bayar berapa, ampun. Terus kelar ini, aku lanjut ke POLDA JATIM, deket RS Bhayangkara A Yani ituloh. Nah itu nanti nanya aja dimana bisa urus SKCK. Dan of course, mbayar juga gengs! Then, kelar POLDA, lanjut ke MABES POLRI. In this case aku stop dulu ya. Karena proses harus di Jakarta.

Jauh hari sebelum ngurus itu semua, sejak aku apply beasiswa di Taiwan, aku udah nyiapin berkas ijazah dan transkrip yang udah dilegalisir oleh notaris yang kemudian perlu dilegalisir KEMENHUMHAM dan KEMENLU serta TETO guys. Beruntungnya aku ngga sengaja nemu nini notaris pas mau nabung di Bank Mandiri Pondok Candra, kebetulan di beberapa ruko sebelah kiri Bank Mandiri ada notaris. Aku nyoba tanya-tanya. Notarisnya namanya Ibu Justin Sri Nugroho, sumpah asli buaik banget orangnya. Beliau seneng banget ada anak Indonesia yang mau nempuh pendidikan tinggi di luar negeri. Beliau mau bantu legalisir tanpa dikenakan biaya, asli aku terharu. Beliau berjasa banget dalam perjalananku ini guys. Langsung aku daftarin berkas ini ke website legalisir AHU buat dilegalisir di Jakarta kebetulan prosesnya online, jadi gakperlu antri panjang.  

Oke setelah itu, aku terbang ke Jakarta guys buat urus berbagai macam berkas. FYI aku ngurus semua sendiri, ngga mau pake calo. Jadi butuh cost buat transport ke Jakarta, penginapan dan biaya makan selama di Jakarta. Sebab urus berkasnya sendiri pada saat itu aku butuh sekitar seminggu (sambil jalan-jalan juga sih).

Oke aku take off dari Juanda ke Jakarta pagi buta, sampe Jakarta sekitar jam 10 an. Pertama kali aku menuju ke MABES POLRI guys buat urus SKCK suami, antri luar biasa. Soal biaya, lagi-lagi aku lupa. Cuma biasanya ditanya buat apa, mau bahasa apa. Aku bilang buat ke Taiwan ikut keluarga sekolah, make Bahasa Inggris. Berkas-berkas untuk urus SKCK di MABES POLRI adalah :

  • Fotokopi KTP dengan menunjukan KTP asli Fotokopi paspor (untuk SKCK Mabes Polri)
  • Fotokopi kartu keluarga (KK)
  • Fotokopi akte lahir/kenal lahir/ijazah
  • Fotokopi kartu identitas lain bagi yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan KTP
  • Foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 6 (enam) lembar dengan latar belakang merah, berpakaian sopan, tampak muka, dan bagi pemohon yang mengenakan jilbab, pasfoto harus tampak muka secara utuh
  • Rumus sidik jari
 Nah itu kelar masukin berkas aku putuskan pergi ke lokasi lain untuk urus keperluan lain. Ku memutuskan pergi mencari penerjemah tersumpah, asli aku cari di google dan aku cocokin dengan lokasi terdekat. Beruntungnya aku ada banyak temen jaman kuliah S1 di UNAIR dulu yang kerja di Jakarta yang bersedia menampung dan membantuku selama di Jakarta. Terima kasih banyak buat Ayu (Kimia UNAIR 2011), Muiz (BEM FST UNAIR 2012), Evi (Temen 1 tim KKN UNAIR), dan mbak Vidya (senior BEM FST UNAIR 2012). Nah berdasarkan info dari google, aku mutusin buat telp dulu ke beberapa penerjemah tersumpah deket sana. Ada 3 pilihan, aku telp semua buat nanya berapa lama pengerjaan dan berapa ongkosnya. Nah akhirnya aku memutuskan buat ke Penerjemah Tersumpah Philip L. Pangkey dengan pertimbangan deket sama lokasi, review di internet udah banyak dan harga relatif murah dibanding yang lain. Seingetku aku dulu 125 ribu 1 lembar, itupun gara-gara aku nawar ke pegawainya yang sama-sama orang Jawa, dia bilang "oke mbak, tak bantu harga agen aja ya, nanti siang anter aja dokumennya ke kantor, kalo misal ditanya, bilang aja dari agen ngurusin dokumen mahasiswa yang ngajak suaminya pergi juga ke Taiwan". Nah aku oke oke aja. Berhubung dokumen surat nikah kan ada fotoku juga, jadi saat itu aku make masker dengan alasan flu biar ngga keliatan hahaha. Nakal ya, demi diskon mak mak paling semangat. Oiya, mereka minta dokumen kita itu surat nikah asli, passport sama KTP plus bayar DP, ngelunasinnya pas udah kelar sebab belum tau jadi berapa lembar. Kelar narok dokumen surat nikah, ku jalan-jalan mengelilingi ibu kota naik KRL. Maklum, anak kampung pergi ke ibu kota, kampungku gak punya KRL.

Then aku nunggu semua berkas-berkas kelar, aku ambil semua berkas-berkas itu. SKCK POLRI dah kelar kan, jadi aku fokus ngurus surat nikahku yang kelar diterjemahin. Selain itu aku juga urus beberapa dokumenku buat legalisir daftar ulang kayak ijazah dan transkrip Bahas Inggris sebab kampusku minta legalisir TETO asli. So setelah dapet surat nikah yang dilegalisir, aku daftarin di website AHU KEMENHUMHAM buat dilegalisir. Setelah mereka meng-ACC berkasku termasuk berkas-berkasi ijazah dan transkrip nilaiku, mereka ngasih tau kapan bisa diambil dan jam berapa. Then aku dateng ke kantor AHU yang ada di Gedung CIK's No.84-86, Jl. Cikini Raya No.14, RT.10/RW.5, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10330, Indonesia. Of course aku dateng ke AHU setelah proses pembayaran ya guys jadi aku dapet ACC untuk bisa diambil. Begitu dateng mereka ngasi nomer antrian dan pas dipanggil, diminta berkas2nya yang akan dilegalisir, terus ditempel stiker gitu bahwa sudah dilegalisir AHU. Okey kelar. 

Pulangnya aku register buat legalisir KEMLU sebab syarat legalisirnya harus sudah dilegalisir AHU KEMHUMHAM dulu, panjang ya wkwkw. But don't worry, ini registrasinya online juga guys, terus bayarnya bisa di bank gitu, jadi gampang banget apalagi buat yang ada mobile banking. Jadi pergi ke KEMLU nya buat ambil stiker aja. Proses verifikasi KEMLU sama kayak KEMHUMHAM, 1 hari mereka udah kasih decision apakah diterima atau ditolak dan kalo diterima, mereka bakal ngasi nomer virtual billing buat bayar. Total prosesnya sampe diverifikasi pembayaran sekitar 3 hari guys. Terus ngambilnya keesokan hari setelah dapat notifikasi. Biayanya sama kayak AHU, 1 stiker 25.000.

Houkey, kelar semua legalisir duniawi, kita kembali ke habitat, ke Sidoarjo. Sebab aku memutuskan buat urus segala macamnya di TETO Surabaya aja instead of Jakarta. Why gitu kan segala macam di Jakarta? Sebab aku gamau nambah wakti lama-lama di Jakarta, biaya hidup mahal coy, apalagi ninggal suami juga kan haha. Oke aku balik ke Sidoarjo via udara.

Balik Sidoarjo, aku ambil semua berkas-berkas yang perlu diambil guys, wabil khusus hasil MCU ku dan suami. Nah pas ambil hasil MCU, biasanya dijelasin hasilnya gimana, harus apa aja kalo misal ada problem. Oh iya aku lupa, pas MCU itu kita juga divaksin guys, sebab pemerintah Taiwan memberlakukan peraturan wajib vaksin Campak dan Rubella (Measles & Rubella) atau disingkat MR sebelum berangkat.  Then kelar itu, aku ke notaris. Kali ini, aku ngga ke Bu Justin lagi guys, sebab aku sungkan, kapan hari digratisin kan, aku cari notaris lain tapi deket-deket situ. Aku ambil Bu Margie Hariyono Santoso. Nah disini legalisir hasil MCU dikenakan biaya guys, aku lupa berapa kayaknya sekitar 30-150 ribu. Asli lupa. Nah disini yang dilegalisir MCU punya suami aja, punyaku (student visa) nggak perlu legalisir.

Okey setelah semua dokumen siap, sebelum urus visa, lebih dulu aku urus legalisir TETO guys. Syarat-syaratnya adalah :

Syarat dan Prosedur Legalisir Ijasah, Transcript Indonesia di TETO

  • Isi formulir permohonan legalisir
  • Dokumen Indonesia yang dilegalisir sebelumnya dilegalisir dulu di Departemen Hukum & HAM dan Departemen Luar Negeri. Jika legalisir di atas dokumen fotocopy, legalisir di notaris dahulu
  • Jika ingin menambah dokumen terjemahan, bisa diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah atau diterjemahkan oleh pemohon sendiri. Jika diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah, dokumen terjemahan dilegalisir dulu di Departemen Hukum & HAM dan Departemen Luar Negeri
  • Lampirkan dokumen asli
  • Lampirkan fotocopy paspor atau KTP orang yang bersangkutan
  • Lampirkan surat penerimaan dari Universitas Taiwan/dokumen Penunjang lainnya
  • Jika orang yang bersangkutan tidak datang sendiri, lampirkan surat kuasa dan fotocopy KTP orang yang diberi kuasa (pada saat itu suami kerja jadi make surat kuasa sebab aku yang ngurusin, inget ya surat kuasa harus ada tanda tangan di atas materai)

Proses selama 5 hari KERJA dengan biaya 195.000 ya guys per Januari 2021 per DOKUMEN.

----------------------

5 hari berlalu 

----------------------

Waktunya ambil legalisir!

Pada saat ambil dokumen, nggak bisa langsung apply untuk permohonan visa ya guys sebab jam kerjanya beda. Apply visa wajib dilakukan pagi sebelum jam makan siang sementara pelayanan pengambilan dokumen dilaksanakan setelah makan siang. So, mau ga mau keesokan pagi baru bisa urus visa.

Oia ini contoh dokumen yang dilegalisir which is surat nikah







Kondisinya adalah pada saat urus visa suami, visa ku sudah jadi guys. Ntar aku jelasin terpisah ya cara urus visa pelajar. 

So, urus visa suami hanya dengan mengumpulkan semua persyaratan yang tadi aku jelasin plus surat kuasa sebab suami pas kerja jadi aku wakilin. Sempat ditanya-tanya beberapa hal dan ditanyain visaku jadi aku bawa sekalian. Selain itu juga ditanya kapan mau flight ke Taiwan, apa udah beli tiket, aku bilang udah, aku tunjukin tiket kami berdua, mereka bilang, begitu sampe Taiwan langsung ke imigrasi ya urus ARC, maksimal 2 minggu setelah sampe Taiwan. Terus ditanya juga nanti mau tinggal dimana, kebetulan pada saat itu aku dapet free dormitory dari kampus yang tercantum dalam LoA jadi aku bilang mau tinggal di dorm. But sebenernya aku mau tinggal di luar. Kelar submit semua dokumen, mbayar dan segala pertanyaan terjawab, ku pulang.

5 hari setelahnya jadi deh visa suami. Finally perjalanan panjang di balik visa kelar!

So ini pengalamanku urus visa suami SENDIRI tanpa sedikitpun bantuan CALO ya guys. But kalo kalian ngga punya banyak waktu dan males ribet, bisa make jasa pengurusan calo, but make sure yang udah bener-bener terpercaya ya!



NB : LoA = Letter of Acceptance (surat penerimaan dari kampus)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses #tilikcucu ke Taiwan; dari Visa sampai Karantina

  Assalamualaikum Wr Wb Kembali lagi di indonesiataiwanpunyacerita, seperti biasa ini merupakan aktualisasi request dari temen2 melalui instagram polling. Kali ini aku bakal share pengalaman keberangkatan umi dalam rangka #tilikcucu ke Taiwan. So, sejak lahir tanggal 11 November 2021, Biyyan belum pernah berjumpa secara langsung dengan mbah umiknya. Sempat berencana mbah umiknya akan berkunjung ke Taiwan setelah international border buka tanpa ada karantina. Prediksi kami sih September skalian umi bareng temen2 yg balik dari Indo ke Taiwan (mahasiswa lama yang pulkam ataupun MABA Taiwan). Qadarullah ada beberapa hal di luar dugaan yang membuat saya dan suami memutuskan meminta umi berkunjung ke Taiwan tepat setelah libur lebaran usai. Singkat cerita hari Ahad tanggal 17 April 2022 ngabarin umi minta beliau gimana kalo misal abis lebaran maen ke Taiwan? Umi syok, belum siap sama sekali, setelah ku jelasin apa aja yg perlu disiapin dan apa aja kemungkinan yang terjadi, umi sempat...

Program Hamil di Taiwan, Gimana Stepnya? Habis Berapa? #part2

Bismillahirrahmanirrahim, Part 2 kali ini aku mau bahas soal pertama kali ke dokter. Hal pertama adalah melakukan booking untuk appointment dengan dokter. Make sure kalian punya asuransi Taiwan yang aktif ya, alias National Health Insurance (NHI) untuk registrasi appointment dokter sebagai data kita. Untuk appointment dengan dokter di National Taiwan University Hospital cabang Hsinchu, dapat dilakukan di link ini. Nah, pada saat itu, pertama kali bikin appointment asal aja, maksudnya yang penting dokter spesialis ObGyn. Nah aku ambil dokter Zheng Jinhe (鄭進和). Pada saat itu, aku bilang sudah nikah 2 tahun, mau program hamil, nah pengen observasi kira-kira ada masalah ngga sama aku atau suami. Pertama kali observasi yang dilakukan adalah tes USG. Berdasarkan hasil tes USG, tidak ada masalah sama sekali denganku sehingga disarankan untuk observasi lain lebih lanjut, yaitu tes semen sperma suami dan tes darah aku. Tes darah dilakukan saat hari itu juga, sedangkan tes sperma dilakukan bebe...

Program Hamil di Taiwan, Gimana Stepnya? Habis Berapa? #part1

Assalamualaikum Wr Wb, Lama banget udah ga nulis dan share something. Kali ini aku bakal share soal program hamil di Taiwan. Aku cerita mulai awal dulu yaaaah.... Jadi, aku dan suami menikah pada April 2018, kemudian awal 2019 memutuskan hijrah ke Taiwan untuk lanjut studi PhD di National YangMing Chiao Tung University (former name : National Chiao Tung University). Pas sudah sampe Taiwan, ternyata dapat amanah sebagai Ketua PPI Kota Hsinchu yang menaungi 8 kampus dengan berbagai kegiatan. Saat itu saya dan suami memang sepakat untuk tidak terburu-buru dalam hal momongan. Masih pingin jalan-jalan kesana kemari macam bulan madu terus. Dengan kata lain kami "santai" masalah momongan bahkan cenderung menunda dulu. Nah, Februari 2020 adek bungsu menikah dan aku pun sempet pulang ke Indo untuk turut hadir. Berbeda denganku, ia dan istrinya emang ga mau nunda dan sedikasihnya. Alhamdulillah, Agustus 2020 kami dapat kabar kalo kami akan memiliki ponakan kembar. Sueneng bukan main. S...